Stasiun Kenangan

Diujung kota pada stasiun tadi kudengar

Kereta melaju.

Seorang wanita tertinggal,meneriaki kereta agar kembali.

Apa yang salah disini?


Ketika rintik hujan membawa kenangan pilu,

Merajut pada tirai nya dengan rapi bersenandung sendu.

Loket tiket pun hampir terjual habis,kala musim rindu ini begitu sinergis.


Bukan kereta yang kembali,

Tapi penumpang yang harus menunggu kereta lain untuk sampai ke tujuannya. 

Bukan meminta yang pergi agar kembali,

Tetapi mengikhlaskan itu menyenangkan.


Kenangan senja ini membuatku duduk terpaku disudut bangku.

Sengaja ku bawakan kopi hangat untukmu.

Agar kita sedikit lama bercengkrama.


Lalu kau mulai bicara "terimakasih,ngomong² mas nya asal mana?".

Haruskah ku jawab bahwa aku ini berasal dari masalalumu.

Bukannya aku sok puitis,atau romantis

Tapi betul aku ini pujangga patah hati.


Disini kala senja.

Aku menyukainya,aku memang terluka tapi kau telah menyembuhkannya.

Aku memang memuja langit arunika.

Tapi aku jua mengakui adanya cinta.


Meski kereta selanjutnya tak datang,tak apa

Bahkan jika stasiun ini tutup juga tak masalah.

Dan jika hujan ini tak berhenti,aku tak peduli.

Sebab kau dan senja begitu menjamu atma.


Hingga dingin menusuk raga,

Aku yang akan memeluk hangat tubuhmu,agar kau tak merasa menggigil.

Dan jika kopi pesanan ku ini kurang manis,

Cobalah untuk meminumnya dengan memejam kan mata.

Mungkin saja aku akan mendapatkan gula dalam dasar relung cinta.


Kekasih...

Cobalah genggam tangan ku,

Marilah berjalan seiringan

Karena senja hampir saja pudar,

Digantikan malam ini yang mencekam.


Ayo berlari dalam hujan,

Meski bukan payung yang menaungi,

Masih ada kemejaku yang sukarela basah kuyup untukmu.

Kita akan bahagia,perkenalan singkat tadi akan jadi awal bersukacita.


5/4/22

Komentar

Postingan Populer